Baju Adat Banyuwangi – Siapa di sini yang tidak kenal dengan Tari Gandrung? Ya, tari tersebut merupakan kesenian yang berasal dari Banyuwangi. Selain memiliki perbaduan gerakan dan instrumen musik yang khas, Tari Gandrung menjadi maskot dari Kabupaten Banyuwangi dan kini masih dilestarikan.
Sebagai salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur, Banyuwangi juga memiliki banyak kekayaan budaya selain tari. Termasuk Baju Adat Banyuwangi. Dikarenakan masyarakatnya cinta pada kebudayaan daerah, warisan budaya tersebut masih dilestarikan dengan sering memakainya.
Baju Adat Banyuwangi lebih sering dipakai di acara-acara pernikahan, tari-tarian, hingga acara adat lainnya. Dengan begitu, masyarakat Banyuwangi menjunjung tinggi simbol dari identitas budaya dan warisan leluhurnya.
Lalu bagaimana sejarah dari Baju Adat Banyuwangi? Dan nama-nama busananya apa saja. Supaya teman-teman tahu, Kursiguru.com akan mencoba membahasanya di artikel ini. Bagi kamu yang juga penasaran dengan pembahasan hari ini, bisa ikuti ulasan lengkapnya di bawah ini.
Sejarah Baju Adat Banyuwangi
Di pembahasan pertama, penulis akan menjelaskan sejarah dari Busana Daerah Banyuwangi itu sendiri. Tentunya asal-asul dari adanya pakaian tradisional Banyuwangi tidak lepas dengan sejarah kabupaten tersebut. Perlu diketahui bahwa wilayah paling timur Pulau Jawa itu masuk dalam bagian kerajaan Majapahit.
Dari keterangan tersebut menyimpulkan bahwa segala aspek dari kerajaan mempengaruhi pakaian adat Banyuwangi. Seperti halnya pada warna, motif, dan hiasan-hiasan yang kaya.
Selain adanya pengaruh kerajaan Majapahit, ada juga pengaruh dari kebudayaan agama Islam. Pengaruh Islam bisa dilihat dari penggunaan hijab atau penutup kepala pada baju adat wanita yang lebih menutup bagian kepala dan dada. Meskipun ada pembaruan, pakaian adat sebelumnya tidak dilupakan.
Jenis-Jenis Baju Adat Banyuwangi
Sebenarnya untuk pakaian adat Banyuwangi tidak jauh berbeda dengan pakaian adat di wilayah pulau Jawa. Seperti halnya baju adat Betawi. Di mana untuk pemilihan warna cerah, batik, dan kain jarik. Hanya saja untuk pemakaiannya berbeda.
Di bawah ini, penulis telah merangkum beberapa jenis baju tradisional masyarakat suku Osing ataupun Banyuwangi. Berikut penjelasan lengkapnya untuk kamu sebagai tambahan wawasan tentang budaya.
1. Baju Adat Beskap Osing
Perlu teman-teman ketahui, bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki suku bernama Osing. Di mana suku tersebut merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Mereka merupakan kelompok etnis Jawa yang memiliki ciri khas budaya, bahasa, dan tradisi tersendiri.
Masyarakat suku Osing memiliki baju adat bernama Beskap. Pakaian tersebut terdiri dari atasan dan celana panjang. Pembuatannya sendiri berasal dari bahan sutra atau songket dengan motif tradisional. Sedangkan warnanya lebih dominan hitam atau gelap.
Biasanya, pakaian Beskap ini dipakai oleh pria di acara-acara tertentu. Seperti halnya upacara adat, pernikahan, kedinasan, dan lain sebagainya.
2. Baju Adat Jepeng dan Thulik
Kemudian, ada jenis baju adat masyarakat suku Osing bernama Jepeng dan Thulik. Pakaian tersebut biasanya dipakai oleh pasangan pengantin atau untuk mendatangi kegiatan-kegiatan formal seperti upacara kemerdekaan Repubulik Indonesia di Kabupaten Banyuwangi maupun Istana Merdeka.
Sebenarnya kedua jenis baju tradisional tersebut memiliki karakter yang sama yakni Udheng Tongkosan. Di mana Jebeng dipakai oleh perempuan, yang mana berbentuk kebaya polos atau berhias bordir tanpa kutu baru. Atasannya sendiri dibuat lengan panjang dan terpasang bawahan berbentuk kain panjang ciri khas Kabupaten Banyuwangi, seperti gajah oling, kangkung, gringsing, atau setingkeh.
Untuk Thulik sendiri dipakai oleh pria yang berbentuk atasan lengan panjang dengan motif polos sebagai ciri khas Provinsi Jawa Timur. Jenis pakaian untuk pria tersebut dipasangkan dengan celana se mata kaki, lalu ada pernak pernik ikat kepala wujud tongkosan, dan kain panjang motif yang sama dengan Udeng.
Keunikan Baju Adat Banyuwangi
Dari beberapa jenis baju tradisional Banyuwangi, tentunya memiliki keunikan yang berbeda dengan baju adat lainnya. Seperti halnya dalam pemilihan warna, selain baju beskap pria, pakaian lainnya memiliki warna cerah dan mencolok, seperti merah, kuning, biru, dan oranye. Dengan pemilihan warna yang cerah, menandakan keceriaan, semangat, dan kegembiraan.
Selain warna, motif dan bordiran tiap baju adatnya juga khas. Adapun untuk motifnya terinspirasi oleh alam sekitar, mitologi, atau elemen-elemen budaya Banyuwangi. Penggunaan motif dan bordiran ini menambahkan keanggunan dan nilai seni pada baju adat Osing.
Makna Setiap Baju Adat Banyuwangi
Selain memiliki keunikan, baju daerah Banyuwangi juga memiliki beberapa makna. Seperti halnya pada baju adat pengantin Osing yang melambangkan keindahan, keanggunan, serta kemuliaan acara pernikahan sebagai momen sakral dalam kehidupan masyarakat Osing. Warna-warna cerah pada pakaian ini juga melambangkan keceriaan dan harapan atas kebahagiaan dalam pernikahan.
Untuk baju adat Osing juga mencerminkan identitas etnis dan kebanggaan atas warisan budaya nenek moyang. Penggunaan pakaian adat sehari-hari juga merupakan cara bagi masyarakat Osing untuk tetap menghargai dan melestarikan kebudayaan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Akhir Kata
Nah, itulah ulasan dari Kursiguru.com mengenai Baju Adat Banyuwangi. Dari semua penjelasan di atas, bisa ditarik simpulan bahwa pakaian adat suku Osing tidak lepas dari sejarah perkembangan kabupaten tersebut. Mulai dari sejarah kerajaan, masuknya agama Islam, hingga masa penjajahan bangsa Indonesia.
Tentunya dengan adanya ulasan materi tentang pakaian adat Banyuwangi bisa memberi wawasan kita tentang budaya. Selain itu, memberi semangat untuk melestarikan setiap warisan budaya dari nenek moyang kita. Nantikan pembahasan berikutnya mengenai dunia pendidikan.
Sumber Gambar: Admin Kursiguru.com