Baju Adat Betawi – Betawi menjadi sebutan suku di Jakarta. Konon, suku tersebut merupakan campuran dari suku Jawa, Sunda, dan Melayu. Kehadiran suku Betawi pertama kali pada abad ke 18. Di mana, pertama kali masuk ke Jakarta baru menjadi beberapa suku etnis yang menetap di Batavia.
Suku Betawi datang ke Jakarta tentunya tanpa tangan kosong. Salah satu yang dibawa adalah budaya. Bagi teman-teman yang sudah mengenal Betawi, pastinya tidak asing lagi dengan lagu Ondel-Ondel. Ketika kita mendengar lagu tersebut, pastinya sudah langsung menebak berasal dari Jakarta.
Selain lagu, ada juga Baju Adat Betawi yang menjadi ciri khas sebagai orang Jakarta. Sama halnya dengan lagu daerah, Pakaian tradisional masyarakat Jakarta lebih dominan dipengaruhi oleh budaya Arab, Eropa, Tiongkok, Melayu, Jawa, dan Sunda. Pengaruh dari semua budaya tersebut, tidak bisa dipungkiri karena jajahan dan perpindahan penduduk.
Selain penjelasan di atas, pastinya masih ada cerita lagi di balik dari Baju Adat Betawi. Di kesempatan kali ini, Kursiguru akan mencoba memberikan ulasan lengkap mengenai pakaian tradisional yang ada di Jakarta. Bagi teman-teman yang penasaran, bisa simak ulasan di bawah ini hingga selesai.
Sejarah Baju Adat Betawi
Betawi sendiri berasal dari nama Batavia, kemudian berganti menjadi Batavi, lalu berganti lagi Batawi, dan akhir dirubah menjadi Betawi. Perubahan nama tersebut tidak lain mempermudahkan masyarakat daerah menyebutnya. Seperti yang sudah dibahas di awal tadi, bahwa awal masuk suku tersebut sebagai komunitas.
Lahirnya komunitas Betawi terjadi karena adanya percampuan genetik atau akulturasi budaya yang berada di Batavia. Dari adanya akulturasi tersebut, munculah budaya, adat istiadat, tradisi, bahasa, dan termasuk juga pakaian tradisional.
Sebelum terpengaruh budaya Arab, Tiongkok, India, dan Eropa, pakaian tradisional Betawi lebih sederhana. Sebab kebanyakan dari masyarakatnya hidup sebagai nelayan dan pedagang. Barulah, ketika banyak penduduk berdatangan, membuat baju khasnya terlihat berbeda dan lebih modern.
Jenis-Jenis Baju Adat Betawi
Umumnya, pakaian tradisional masyarakat Betawi digunakan oelh laki-laki bangsawan atau demang. Dengan celana yang dipadukan jaket sebagai penutupnya, membuat kekhasan pada masyarakat suku tersebut. Baju tradisional Betawi sering digunakan di acara formal, seperti pernikahan, rapat, dan acara pemerintah.
Perlu teman-teman ketahui bahwa baju tradisional Betawi memiliki banyak jenisnya. Mulai dari Kebaya Encim, Baju Sadaria, Pakaian Bangsawan Ujung Serong, Pangsi Betawi, dan Pakaian Pengantin Betawi. Dari kelima jenis baju tersebut, tentunya kita ingin lebih dalam. Berikut penjelasannya.
1. Kebaya Encim
Kebaya encim adalah kebaya khas Betawi yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Kebaya encim terbuat dari bahan sutra dengan warna-warna cerah dan motif yang indah. Biasanya, kebaya encim dipadukan dengan kain batik atau sarung. Kebaya ini menampilkan kesan keanggunan pada setiap perempuan yang memakainya.
Kerap kali, Kebaya Encim dikenakan oleh karyawati instansi pemerintah maupun swasta untuk acara peringatan hari besar, lalu menerima tamu istimewa, pentas seni budaya, dan acara formal lainnya. Penggunaan pakaian tradisional tersebut juga memberi tahu bahwa masyarakat Betawi memiliki baju adat yang khas.
2. Baju Sadaria
Selain Kebaya Encim, ada juga Baju Sadaria. Apabila baju sebelumnya dipakai oleh perempuan, kali ini sering dipakai oleh kaum laki-laki. Tidak jauh berbeda dengan Kebaya Encim, Baju Sadaria juga kerap kali dipakai di acara-acara formal pemerintahan dan juga festival Abang None.
Untuk penggunaannya, Baju Sadaria dipadukan dengan dua pilihan celana. Pertama celana bahan panjang gelap atau kedua celana panjang komprang dengan motif batik. Penentuan celana juga memperngaruhi alas kaki yang dinakan. Apabila celana yang digunakan panjang gelap, maka sepatunya harus pantofel. Sedangkan celana komprang, maka sendal yang dipakai sandal.
3. Pangsi Betawi
Kemudian ada juga Pangsi Betawi. Di mana pakaian tersebut salah satu jenis pakaian adat Betawi yang khas. Pangsi Betawi juga dikenal dengan sebutan “Pangsi Karawang” karena asal-usulnya diyakini berasal dari daerah Karawang, Jawa Barat. Pangsi Betawi biasanya digunakan oleh laki-laki pada acara-acara tradisional seperti pernikahan adat, khitanan, atau upacara keagamaan.
Pangsi Betawi terdiri dari beberapa komponen. Salah satunya adalah “baju pangsi” yang merupakan atasan berbentuk jaket panjang yang biasanya terbuat dari kain sutra atau satin. Baju pangsi memiliki desain yang khas dengan hiasan bordir atau sulaman yang indah, sering kali menggunakan warna-warna cerah.
4. Pakaian Bangsawan Ujung Serong
Berikutnya ada pakaian adat Betawi Bangsawan Ujung Serong. Dari namanya saja, pakaian tersebut dipakai oleh kebanyakan bangsawan pada jaman itu. Sedangkan di masa sekarang, pakaian Ujung Serong digunakan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) atau pegawai PNS di lingkungan pemerintan Jakarta.
Adapun untuk pakaiannya terdiri dari beberapa jenis. Mulai dari atas, yang dikenakan adalah peci. Kemudian di bagian lapisan dalam memakai kemeja putih, lalu ada jas berwarna hitam sebagai penutup, di bagian bawah menggunakan celana pantolan yang berwarna senada yakni hitam. Celana juga dilapisi dengan kain batik yang dililitkan di pinggang. Untuk sepatu biasanya menggunakan sepatu pantofel hitam.
5. Pakaian Pengantin Betawi
Terakhir, ada pakaian pengantin Betawi. Meskipun ada beberapa pakaian tradisional yang dipakai di acara pernikahan, seperti Kebaya Encom, pakaian bangsawan Ujung Serong, baju Sadaria, ada juga baju pengantin. Pakaian pengantin Betawi sebenarnya merupakan perpapuan adanya budaya Tionhoa, Eropa, dan India.
Adapun dua ornamen yang dipakai khusus untuk pengantin pria dan perempuan. Ada dandanan care haji dan dandanan care none pengantin cine. Di dandanan care none pengantin sendiri ada berbagai jenis pakaian atas, bawah, mahkota, dan perhiasan. Mulai dari Tuaki, Kun, Teratai, Sanggung, Tusuk Konde, Siangko Bercadar, Kembang Goyang berjumlah dua puluh, dan lain sebagainya.
Keunikan Setiap Baju Adat Betawi
Seperti halnya baju adat Papua, pakaian tradisional Betawi juga memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari Kebaya Encim, letak keunikannya pada hiasan bordir atau sulaman yang rumit, baik pada bagian depan, lengan, maupun kerahnya. Motif bordir tersebut seringkali menggambarkan flora dan fauna, serta elemen tradisional Betawi.
Kemudian ada Pangsi Betawi, di mana untuk keunikannya ada ada di bahan kain tenun songket yang digunakan sebagai bahan utama. Pangsi Betawi biasanya terdiri dari jaket panjang dengan hiasan bordir atau sulaman yang indah, dipadukan dengan sarung songket.
Lalu, juga setiap di setiap pakaian tradisional Betawi terdapat aksesoris yang menawan. Seperti siger (mahkota tradisional Betawi) yang terbuat dari perak atau emas, dan ondel-ondel (topeng raksasa) yang digunakan dalam pertunjukan tradisional Betawi. Aksesoris ini memberikan sentuhan khas dan melengkapi keseluruhan tampilan baju adat Betawi.
Makna Setiap Baju Adat Betawi
Selain keunikan, setiap baju adat masyarakat Betawi juga memiliki makna yang mendalam. Seperti halnya di Kebaya Encim, memiliki makna sebagai simbol keanggunan, keindahan, dan kesopanan. Hiasan bordir atau sulaman yang rumit pada kebaya encim mencerminkan keahlian dan ketekunan perempuan dalam menjaga tradisi serta kecintaan terhadap seni dan kerajinan.
Lalu, di Pangsi Betawi yang mengandung makna sebagai simbol keanggunan, keberanian, dan kekuasaan. Bahan kain tenun songket yang digunakan menggambarkan kekayaan budaya dan kemampuan kerajinan masyarakat Betawi. Selain itu setiap akesesoris yang ada juga memiliki makna mendalam seperti baju adat daerah lainnya.
Akhir Kata
Kiranya itu pembahasan dari Kursiguru.com mengenai Baju Adat Betawi. Dari mulai asal-usul, jenis-jenisnya, keunikan, dan makna setiap pakaian tradisional di Betawi, membuat kita mengenal keragaman budaya yang ada di Indonesia yang kaya raya.
Sumber Gambar: Admin Kursiguru.com