Level Kognitif – Level Kognitif merupakan istilah baru di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dimana soal HOTS (High-Thingking Order Skill) mengharuskan para siswa tidak hanya menghafal namun juga bisa menganalisis pemecahan masalah dari sebuah materi.
Dalam kurikulum K13 revisi terbaru, ujian setingkat nasional telah menerapkan soal-soal HOTS tersebut. Sehingga para guru wajib memberikan pelajaran sesuai dengan level kognitif para siswa agar nantinya mampu mengerjakan soal HOTS itu.
Sebelum memberikan pembelajaran sesuai tingkat kognitif tentunya guru wajib memahami serta mengetahui bagaimana cara menyusun soal kognitif. Maka dari itu, Kursiguru menganggap pentingnya memahami tentang level kognitif, baik di dalam soal maupun indikator belajar.
Di kesempatan kali ini, Kursiguru hendak memberikan penjelasan mengenai level kognitif mulai dari pengertian hingga taksonominya berdasarkan penelitian Benjamin Bloom. Silakan simak uraian berikut untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkatan kognitif di dunia pendidikan.
Pengertian Dasar Level Kognitif
Sebagai guru yang harus memberikan serta menyusun soal-soal sesuai ketentuan HOTS, tentu saja kamu perlu memahami apa itu level kognitif. Dimana kata kognitif sendiri berasal dari bahasa inggris yakni Cognitive.
Kata kognitif atau kognisi mempunyai arti sebagai proses mendapatkan serta mengolah pengetahuan lewat aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.
Jadi bila dikaitkan dengan pengertian tersebut, maka level kognitif adalah tingkatan yang dibuat dalam pendidikan yang mampu menunjukkan kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar mulai dari mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan hingga berbahasa.
Kenapa kognitif perlu diterapkan saat memberikan ilmu kepada murid? Karena kita ingin mencetak penerus bangsa yang tidak hanya mampu menghafalkan isi pelajaran, tapi juga bisa menyelesaikan masalah-masalah di kehidupan sehari-hari berdasarkan ilmu di sekolah.
Tingkatan Level Kognitif C1 – C6
Jika ditinjau melalui aktivitasnya, maka tingkatan level kognitif dapat terbagi menjadi 6 (enam) tingkatan. Jadi, tingkatan Cognitive (C) terbagi ke level C1, C2, C3, C4, C5 hingga C6. Berikut adalah uraian masing-masing tingkat kognitif C1 – C6 berdasarkan dasar-dasarnya.
- Kognitif C1 Knowledge (Mengingat)
- Pada level ini pelajar perlu mengingat istilah, fakta, & detail tanpa perlu memahami konsep materinya.
- Kognitif C2 Comprehension (Memahami)
- Pada level ini pelajar perlu menyusun ringkasan & menjelaskan gagasan utama menggunakan kata-kata serta bahasanya sendiri tanpa menghubungkannya dengan pembahasan lainnya.
- Kognitif C3 Application (Menerapkan)
- Pada level ini pelajar perlu mengaplikasikan atau menerapkan hasil belajar ke kehidupan sehari-hari maupun ke masalah dengan konteks berbeda dari contoh yang sudah pernah diberikan.
- Kognitif C4 Analysis (Menganalisis)
- Pada level ini pelajar perlu melakukan analisis pemecahan masalah melalui tahap memisahkan bagian-bagian permasalahan, menguraikan pola permasalahan hingga menghubungkan sebab-akibat antara suatu materi terhadap bagian lainnya.
- Kognitif C5 Synthesis (Menciptakan)
- Pada level ini pelajar perlu menyusun ataupun membuat sebuah inovasi baru melalui penggabungan berbagai materi yang telah dipelajari untuk menghasilkan solusi unik suatu permasalahan.
- Kognitif C6 Evaluation (Mengevaluasi)
- Di level terakhir peserta didik harus mengekspresikan pendapat pribadi atau penilaian terhadap suatu materi melalui kriteria, ide serta metode pendekatan terbaik berdasarkan bukti internal & eksternal.
Dari keenam level Cognitive di atas, guru perlu menyesuaikan proses belajar sesuai dengan tingkatan atau kemampuan siswa di sekolah. Artinya tingkat kognitif di sekolah dasar (SD) tentu saja berbeda bila dibandingkan dengan kognitif jenjang SMP maupun SMA.
Level Kognitif Taksonomi Bloom
Selain menggunakan acuan kognitif C1 – C6 dasar di atas, masih ada metode lain dalam penyusunan kognitif soal, yakni melalui taksonomi Bloom. Sesuai hasil penelitian psikolog pendidikan di Amerika bernama Benjamin Bloom di tahun 1956, level kognitif dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) tingkat, yakni L1 (Level 1), L2 (Level 2) serta L3 (Level 3).
Level 1 Taksonomi Bloom
Di level 1 taksonomi Bloom, tingkatan kognitif C1 serta C2 digabungkan menjadi satu. Artinya kognitif L1 taksonomi Bloom mempunyai standar minimal berupa penguasaan suatu materi (Knowing). Sehingga dapat diartikan bahwa standar minimum bagi peserta didik level 1 di antaranya adalah:
- Menunjukkan ingatan & pemahaman dasar materi-materi pelajaran serta bisa membuat generalisasi (pengelompokan umum) sederhana.
- Menunjukkan tingkatan dasar dalam memecahkan masalah sesuai contoh pembelajaran melalui salah satu cara yang pernah diajarkan.
- Menunjukkan pemahaman dasar terhadap bentuk penyajian data grafik, label & bentuk visual lainnya.
- Menyampaikan fakta-fakta dasar melalui istilah sederhana.
Level 2 Taksonomi Bloom
Di level 2 taksonomi Bloom isinya berfokus pada tingkat kognitif C3. Artinya kognitif L2 taksonomi Bloom mempunyai standar minimal berupa kemampuan pengaplikasian (Applying). Sehingga dapat diartikan bahwa standar minimum bagi peserta didik level 2 di antaranya adalah:
- Menunjukkan pengetahuan & pemahaman materi pelajaran & mampu mengaplikasikan ide-ide & konsep-konsep sesuai konteks tertentu.
- Membuat penafsiran & analisis terhadap suatu informasi & data.
- Melakukan pemecahan masalah-masalah umum di suatu materi pelajaran.
- Membuat penafsiran data yang berupa grafik, tabel maupun bentuk visual lainnya.
- Menyampaikan secara gamblang & terorganisir penggunaan istilah-istilah khusus.
Level 3 Taksonomi Bloom
Di level terakhir yakni level 3 taksonomi Bloom, isinya mencakup tingkat kognitif C4, C5 serta C6 dengan standar minimal berupa kemampuan penalaran dan logika (Reasoning). Dimana standar minimum bagi peserta didik level 3 di antaranya adalah:
- Menunjukkan pengetahuan & pemahaman lebih luas terkait materi pelajaran & juga penerapan ide maupun konsep untuk kondisi serupa maupun kondisi berbeda.
- Melakukan analisis, sintesis & evaluasi terhadap gagasan & informasi terfaktual.
- Menjabarkan hubungan konseptual sebuah gagasan & informasi terfaktual.
- Membuat penafsiran & penjelasan gagasan kompleks suatu ilmu pelajaran.
- Menyampaikan gagasan nyata & akurat menggunakan istilah (terminologi) yang benar.
- Melakukan pemecahan masalah menggunakan berbagai cara & variabel yang berkaitan.
- Membuat demonstrasi hasil pemikiran orisinal.
Ketiga level kognitif taksonomi Bloom di atas telah menjadi standar level kemampuan yang wajib dipakai oleh tenaga pengajar atau dalam hal ini guru, ketika melakukan penyusunan soal HOTS. Selain itu, level taksonomi Bloom juga harus dijadikan sebagai acuan penyusunan strategi pembelajaran di kelas.
Tabel Level Kognitif Soal
Ketika melakukan penyusunan soal HOTS maupun silabus, seorang guru tentunya perlu memasukkan kata-kata atau istilah yang berkaitan dengan setiap level kognitif. Dimana nantinya para guru akan membuat soal sesuai dengan tingkatannya masing-masing, sebagai contohnya pada IPS kelas 3 terkait pendekatan kognitif.
Maka dari itu, dibutuhkan adanya pemahaman secara detail oleh para guru supaya hasil penyusunan soal menjadi lebih maksimal. Agar lebih jelasnya, di bawah ini akan kami berikan daftar tabel level kognitif dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang mudah dipahami.
Jika kamu belum memahami mengenai silabus maupun tahap-tahap menyusunnya, maka sebaiknya simak ulasan Kursiguru seputar dasar-dasar Silabus.
Akhir Kata
Itulah penjelasan dari Kursiguru seputar level kognitif di dunia pendidikan Indonesia yang sudah wajib digunakan ketika para guru menyusun soal-soal ujian standar HOTS maupun strategi pembelajaran di dalam maupun luar kelas. Semoga dengan adanya pembahasan level kognitif ini nantinya guru-guru bisa meningkatkan hasil belajar para murid.